DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA 15
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan keidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan. Salah satu perubahan mendasar yang di gulirkan saat ini adalah manajemen Negara , yaitu dari Manajemen Sentaralistik ke Manajemen berbasis Daerah. Secara resmi perubahan ini di wujudkan dalam Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah. Konsekuensi logis dalam Undang-Undang tersebut adalah bahwa manajemen pendidikan harus di sesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi Daerah.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara menyempurnakan sistem pendidikan, baik melalui penataan perangkat lunak maupun perangkat keras. Upaya tersebut, antara lain di keluarkannya Undang-Undang No 22 dan 25 Tahun 1999 tentang otonomi Daerah serta diikuti oleh penyempurnaan Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Dengan perubahan paradigma daritop-down kebottom -up atau desentaralisasi dalam wujud pemberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin keputusan harus di buat oleh mereka yang berada di garis depan, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebijakan pendidikan yaitu kepala sekolah dan guru.
Berdasarkan latar belakang masalah, terutama realitas yang terjadi di Kabupaten Minahasa, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan:
Dari hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka pelaksanaan manajemen berbasis TIK yang berkualitas di Kabupaten Minahasa yaitu:
1. Konsep Manajemen
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel (dalam Siswanto, 2005:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut: manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
Manajemen sebagai proses, oleh para ahli diberikan pengertian yang berbeda-beda. Menurut Daft (2002:8) manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. The Liang Gie (dalam Mahtika, 2006:6) mengemukakan bahwa manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekolompok orang atau mengerahkan segala fasilitas dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka manajemen mempunyai tiga unsur pokok yaitu: (1) adanya tujuan yang ingin dicapai, (2) tujuan dapat dicapai dengan menggunakan kegiatan orang lain, dan (3) kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi.
2. Pengertian TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat yang satu kelainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer literate) dan memahami informasi (Information literate). Tinio mendefenisikan TIK sebagai seperangkat alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon. UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televise, radio, dan peralatan audiovisual.
3. TIK Dan Sistem Manajemen Sekolah
Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada
tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi,relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka peningkatan mutu.
Dengan pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders lainnya dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk mendukung
pencapaian standar nasional pendidikan dan proses desentralisasi pendidikan di Indonesia
Berdasarkan pengertian manajemen yaitu proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya yang ada dalam rganisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh yang berfungsi sebagai manajer dalam sebuah organisasi yaitu: proses, pendayagunaan, dan tujuan. Proses merupakan sesuatu yang sistematik dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu (Wahjosumidjo: 2001:94).
Dapat di simpulakn bahwa dalam implmentasi manajemen berbasisi TIK merupakan kunci keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan sekolah. Karena dia di beri tanggung jawab untuk mengelola dan memberdayakan berbagai potensi masyarakat serta orang tua untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. Oleh karena itu dalam implementasi manajemen berbasisi sekolah harus mempunyai visi,misi dan wawasan luas tentang sekolah yang efektif serta kemampuan professional dalam mewujudkannya melalui perencanaan, kepemimpinan, manajerial, dan supervisi pendidikan. Ia juga di tuntut untuk menjalin kerjasama yang harmonis dengan berbagai pihak yang terkait dengan program pendidikan di sekolah.
Manajerial berasal dari kata manager yang berati pimpinan. Menurut Fattah (1999:13) menjelaskan bahwa praktek manajerial adalah kegiatan yang di lakukan oleh manajer. Selanjutnya Siagian (1996:63) mengemukakan bahwa “ Manajerial skill adalah keahlian menggerakan orang lain untuk bekerja dengan baik.”
Kemampuan manajerial sangat berkaitan erat dengan manajemen kepemimpinan yang efektif, karena sebenarnya manajemen pada hakekatnya adalah masalah interaksi antara manusia baik secara vertikal maupun horizontal oleh karena itu kepemimpinan dapat dikatakan sebagai perilaku memotivasi orang lain untuk bekerja kearah pencapaian tujuan tertentu. Kepemimpinan yang baik seharusnya dimiliki dan diterapkan oleh semua jenjang organisasi agar bawahanya dapat bekerja dengan baik dan memiliki semangat yang tinggi untuk kepentingan organisasi.
Manajemen adalah “proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas secara efisien dengan dan melalui orang lain” (Robbins, 1986:86). Sedangakam Hasibuan (2001:20) mengemukakan bahwa “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya-sumberdaya lainnya secara efektif dan efisien untuk suatu tujuan tertentu.”
Istilah motivasi berasal dari kata latin yaitu: motifus yang berarti sebab, alasan dasar, pikiran dasar dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia Kartono (1979:32).
Menurut Siswanto (2008:120), motivasi adalah (1) setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan individu sehingga individu tersebut didorong untuk untuk berperilaku dan bertindak, (2) pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu, (3) setiap tindakan atau kejadian yangmenyebakan berubahnya perilaku seseorang, (4) proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan. . Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (1993:95), motivasi sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai tujuan.
Purwanto (1990:72), menyatakan bahwa motivasi mengandung tiga kemampuan pokok yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku. Mengarahkan adalah menyatukan tingkah laku untuk mencapai suatu orientasi tujuan. Menopang yaitu memberikan
Stevenson (2002:2) menganggap bahwa motivasi adalah insentif , dorongan, atau stimulus untuk bertindak, atau semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon.Walgito (1985:17) mengatakan bahwa seorang berperilaku pasti
Kerja merupakan realisasi diri manusia, yang bertitik tolak dari dalam kesenangan dan kesukaan, dengan kata lain kerja merupakan suatu bentuk pelayanan bagi manusia lain baik sebagai individu maupun bermasyarakat.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa bekerja adalah suatu aktivitas baik fisik maupun mental dengan maksud untuk mendapatkan kepuasan atau pemenuhan kebutuhan. Dengan kata lain orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan hidupnya.
Dalam hubungannya dengan penelitian ini, bahwa begitu pentingnya motivasi kerja bagi kepala sekolah baik yang bersumber dari dalam dirinya(intrinsik) maupun dari luar(ekstrinsik) sebagai pendorong dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan pokoknya dan tugas-tugas tambahan yang dibebangkan kepadanya. Dengan memiliki motivasi kerja yang tinggi maka kecenderungan produktivitas kerja kepala sekolah akan tinggi.
d. Fungsi kepala sekolah
Konsep dasar fungsi kepala sekolah
Fungsi merupakan karakteristik suatu tindakan yang harus dilakukan pada suatu pekerjaan. Menurut Sutaryadi (1993:6), konsep kepemimpinan dipandang sebagai seperangkat fungsi yang dibawah oleh pemimpin, bahwa tugas-tugas, iklim kelompok, dan kepuasan individu berhubungan dengan tujuan organisasi. Dari pandangan Sutaryadi ini tersurat tugas-tugas kepemimpinan yang pokok yaitu: (1) menentukan sasaran organisasi, (2) menyiapkan fasilitas, (3) mempengaruhi, (4) memotivasi, dan (6) menciptakan suasana kerja kondusif untuk tercapainya tujuan.
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi disekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, stap, siswa, orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait, untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Peningkatan prestasi kepala sekolah dapat tercipta jika tugas dan fungsi kepala sekolah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Menurut Mulyasa (2005:98-120) Fungsi tersebut adalah: (1) edukator, (2) manager, (3) administrator, (4) supervisor, (5) leader, (6) inovator, dan (7) motivator.
Fungsi kepala sekolah sebagai manajer di sekolah.
Dari berbagai pandangan tentang fungsi-fungsi manajemen tidaklah terdapat perbedaan yang prinsip, semuanya memandang fungsi- fungsi manajemen sebagai suatu proses manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen dapat dikelompokkan atas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.
Fungsi manajemen diatas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wahjosumijo (1999:94), bahwa proses manajemen disekolah mencakup proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan program, sumber daya manusia, sarana dan dana.
b. Kerangka Berpikir
Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam bebagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan. Salah satu perubahan mendasar yang sedang di gulirkan saat ini adalah menajemen Negara, yaitu sentarlisasi ke desentaralisasi secara resmi perubahan itu telah di tuangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah.
Pelaksanaan Manajemen Berbasis TIK menuntut kepemimpinan kepala sekolah professional yang memiliki kemampuan manajerial dan integritas pribadi untuk mewujudkan visi menjadi aksi, serta demokratis dan taransparan dalam berbagai pengambilan keputusan. kemampuan manjerial kepala sekolah adalah kapasitas yang di miliki oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola organisasi dan sumber daya yang ada guna mencapai tujuan organisasi dengan indikator: (1) kemampuan merencanakan (2) kemampuan mengorganisasikan (3) kemampuan dalam pelaksanaan dan (4) kemampuan mengadakan pengawasan.
Motivasi kerja adalah daya dorong yang menggerakkan kepala sekolah melaksanakan tugas yang bersumber dari dalam dirinya maupun yang diluar dirinya yang dapat diukur dengan indikator (1) meningkatkan prestasi, (2) menghindari kegagalan, (3) bekerja keras, (4) mengaktualisasikan diri, (5) pujian, (6) hukuman, (7) aturan.
c. Hipotesis penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian teori, dan kerangka pikir yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Hipotesis pertama
”Terdapat pengaruh positif kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa”.
Hipotesis statistik :
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif kemampuan manajerial Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa
H1: Terdapat pengaruh positif kemampuan manajerial Kepala sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa
Dengan simbol:
H0 : B1 =0
H1 :B2 ≠0
b. Hipotesis kedua
”Terdapat pengaruh positif motivasi kerja Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa.
Hipotesis statistik :
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif motivasi kerja Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa
H1: Terdapat pengaruh positif motivasi kerja Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa
Dengan simbol:
H0 : B1 =0
H1 :B2 ≠0
c. Hipotesis Ketiga
”Terdapat pengaruh positif secara bersama sama kemampuan manajerial dan motivasi kerja Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa”
Hipotesis statistik :
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif kemampuan manajerial dan motivasi kerja Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen TIK sekolah di Kabupaten Minahasa
H1: Terdapat pengaruh positif kemampuan manajerial dan motivasi kerja Kepala Sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa
Dengan simbol:
H0 :B1 2 = 0
H1 :B12 ≠0
3. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai deskriptif korelasional karena berusaha memaparkan hubungan faktor-faktor atau berbagai variabel yang mempengaruhi keadaan tanpa memanipulasi variabel tersebut. Apabila dilihat dari segi pendekatannya, penelitian ini dikategorikan
sebagai penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mencoba membuktikan kebenaran teori dengan observasi yang didahului dengan mengajukan hipotesis dan operasionalisasi variabel. Sedang dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan sebagaimana penelitian eksperimen (Arikunto, 2002:87). Karena penelitian ini dapat juga disebut penelitian noneksperimen.
Selanjutnya karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, penelitian ini juga disebut penelitian korelasional.
b. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara
c. Variabel dan desain penelitian
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas(predictor) yaitu kemampuan manajerial (X1), dan motivasi kerja (X2), satu variabel terikat (kriterium) kualitas penerapan Manajemen Berbasis TIK (Y).
b. Desain penelitian
Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara kemampuan manajerial dan motivasi kerja kepala sekolah terhadap kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan noneksperimen, yang berarti penelitian mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi. Penelitian ini bersifat korelasional dengan desain survey.
Dengan demikian, pada saat penelitian dilakukan para responden memiliki penghayatan, persepsi, pengalaman, dan perasaan serta penilaian tertentu yang merefleksikan persepsi mereka terhadap semua aspek kegiatan dan keadaan pada lingkungan kerjanya.
Adapun pola hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, secara sederhana dan skematis digambarkan sebagai berikut:
X1
Y
X2
Gambar2.Pola hubungan antar variabel
Keterangan :
X1 = Kemampuan manajerial
X1 = Kemampuan manajerial
X2 = Motivasi Kerja
Y = Kualitas penerapan manajemen berbasis sekolah
Untuk memperoleh kesamaan persepsi mengenai penelitian ini dan mengarahkan peneliti untuk merumuskan instrumen penelitian maka dirumuskan definisi operasional sehubungan dengan variabel yang ada dalam penelitian ini, yaitu :
Kemampuan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengelola organisasi dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah di telah di tetapkan yang di ukur dengan; (1) kemampuan merencanakan yaitu mampu menyususn rencana dan menetapkan strategis serta mampu mengefektifkan perencanaan, (2) kemampuan mengorganisasikan yaitu meliputi mampu melakukan pembangian tugas dan tanggung jawab serta mampu mengelola personil, (3) kemampuan pelaksanaan yaitu mampu mengambil keputusan dan mampu menjalin komunikasi, dan (4) kemampuan pengawasan yaitu mampu mengendalikan organisasi.
Motivasi kerja adalah daya dorong yang menggerakkan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas yang bersumber dari dalam dirinya maupun yang diluar dirinya guna mencapai hasil kerja yang memuaskan yang dapat diukur dari indikator (1) meningkatkan prestasi, (2) menghindari kegagalan, (3) bekerja keras, (4) mengak tualisasikan diri, (5) pujian, (6) hukuman, (7) aturan.
Kualitas pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah adalah upaya pelaksanaan program-program pendidikan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui otonomi sekolah yang mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Dan indikatornya meliputi (1) organisasi, (2) kurikulum, (3) kesiswaan, (4) sarana dan prasarana (5) anggaran (6) partisipasi masyarakat.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati (Sugiono, 2006: 114). Kedudukan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai alat pengumpul data di lapangan. Dalam penelitian ini ada dua instrumen penelitian yang di gunakan yaitu:
Kuesioner dipergunakan untuk mengetahui Kemampuan manajerial, Motivasi kerja, dan Kualitas pelaksanaan Manajemen Berbasis TIK di Kabupaten Minahasa provinsi Sulawesi Utara yang diberi nilai 1,2,3,4 dan 5 untuk nilai positif dan 5,4,3,2, dan 1 untuk nilai negatif.
Dokumentasi adalah alat yang di gunakan untuk mengumpul data yang berhubungan dengan karakter responden yaitu Jumlah kepala sekolah, jenis kelamin, golongan serta tingkat pendidikan.
f. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua kepala sekolah di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara yang terdiri dari kepala sekolah SD, SMP serta SMA/SMK.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2003:91) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling dengan mengambil sampel sebesar 25 % dari jumlah kepala sekolah yang ada di Kabupaten Minahasa. Dengan demikian jumlah sampel sebanyak 25%. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:134), yang menyatakan bahwa jika jumlah populasi penelitian dibawah 100 maka sebaiknya diambil semua, tetapi jika jumlah populasinya diatas 100 maka jumlah sampelnya dapat diambil 10-15% atau 20 – 25 % atau lebih tergantung dari ketersediaan waktu, tenaga, dan dana serta kemampuan peneliti termasuk sempit luasnya wilayah penelitian.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa teknik
yaitu:
Memberikan kuesioner kepada kepala sekolah untuk menjaring data kemampuan manajerial, motivasi kerja dan kualitas penerapan manajemen berbasis TIK di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.
Mengkaji dokumen yang berhubungan dengan jumlah kepala sekolah, tingkat pendidikan, golongan, dan jenis kelamin di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara.
h. Analisis data dan uji persyaratan analisis
a. Analisis data
Data yang telah dikumpulkan, diolah dengan menggunakan dua macam teknik statistik yaitu teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial.
Teknik analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan rata-rata, standar deviasi, skor tertinggi, skor terendah, tabel frekuensi, dan persentase.
Sedangkan analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi. Rumus korelasi ganda yang dikemukakan oleh Sudjana (1991:369 dan 385) adalah sebagai berikut :
(untuk ry1 dan ry2)
r12 =
Ry.12 =
Dimana
ry1 : koefisien korelasi antara y dan X1
ry2 : koefisien korelasi antara y dan X2
R12 : koefisien korelasi antara X1 dan X2
Kriteria yang digunakan untuk interpretasi nilai adalah seperti
yang dikemukakan oleh Tiro (1999) yaitu:
Nilai IKH | Hubungan |
0,80 – 1,00 | Sangat Kuat |
0,60 – 0,79 | Kuat |
0,40 – 0,59 | Sedang |
0,20 – 0,39 | Lemah |
0,00 – 0,19 | Sangat lemah |
Tabel 1. Konversi nilai kualitatif nilai IKH
Sedangkan rumus regresi ganda yang dikemukakan oleh Tiro (2000:109), adalah sebagai berikut :
Ŷ =a0 +a1X1 +a2X2 +E
Keterangan :
Ŷ : Kualitas penerapan manajemen berbasis sekolah
X1 : Kemampuan manajerial
X2 : Motivasi Kerja
E : Variabel ganguan stokastic
A : Konstanta regresi.
Ŷ : Kualitas penerapan manajemen berbasis sekolah
X1 : Kemampuan manajerial
X2 : Motivasi Kerja
E : Variabel ganguan stokastic
A : Konstanta regresi.
b. Uji persyaratan analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas sebagai persyaratan analisis. Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data pada setiap variabel berdidtribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai kolmogorov-Smirnov pada setiap variabel yang diolah dengan program komputer statistik “SPSS”. Jika pengujian tersebut terpenuhi, maka pengujian linieritas dan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dapat dilanjutkan (Manangkasi, 1998).
Daftar Pustaka
Abdurrahman, H. A. 1996. Leadership (Teori Pengembangan Filosofi Kepemimpinan Kerja). Jakarta: Dinas Latihan Jabatan LAN.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: Reneka cipta.
As’ad. Moch. 1987.Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Rosda Karya Handoko, T. Hani.2003. Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE
Hasibuan, S.P. Melayu. 2001. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Makalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.
Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara
Kartono, K. 1997. Psikologis Sosial Untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: Rajawali PressYogyakarta: Kanisius
Liputo, Benyamin. 1998. Pengantar Manajemen. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Siswanto, H.B. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD.
Bandung: Alfabeta.
------------. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpabeta
Stevenson, Nancy. 2001.
Penuntun 10 Menit Seni Memotivasi.
Yogyakarta: Andi
Sutaryadi. 1993. Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Syadan. G. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human
Resources Manajement). Jakarata: Djembatan
Tiro, Muhammad Arif. 1999. Analisis Korelasi dan Regresi. Makassar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Tilaar. H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka
cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar